Sejarah Desa

08 Agustus 2022
Administrator
Dibaca 265 Kali
Sejarah Desa

Awal sejarah dimulai ketika warga pendatang bekerjasama dengan warga pribumi tepatnya pada bulan Mei tahun 1964, membuka hutan belantara yang oleh warga pribumi dijuluki “hutan Kemuning”. Berbekal surat izin resmi dari Kepala Negeri Labuhan Maringgai, Bapak Soenaryo ditunjuk sebagai ketua pembukaan dengan jumlah penduduk 603 jiwa terdiri dari 321 laki-laki dan 282 perempuan berhasil mendirikan sebuah kampung yang diberinama “Kampung Adirejo”. Pemberian nama “Adirejo”. Secara etimologi kata “Adirejo” berasal dari dua suku kata yaitu; kata “Adi” yang berarti “lebih” dan “Rejo” berarti “ramai. Pemberian nama tersebut dimaksudkan untuk menjadikan daerah yang dulunya hutan belantara menjadi tempat pemukiman yang ramai.

Pada tanggal 20 Desember 1967 kampung Adirejo mendapat SK Bupati Kdh Tk. II Lampug Tengah, Nomor: 7/I/1965 bahwa Kampung Adirejo dinyatakan syah menjadi kampung “susukan” yang bertujuan untuk menjadi kampung yang ramai, tentram, makmur dan damai atau gemah ripah loh jinawi toto tentrem tur kerto raharjo dan selanjutnya menetapkan Bapak Soenaryo sebagai kepala Kampung Adirejo, dan tidak berselang lama Kampung Susukan Adirejo diresmikan menjadi kampung definitif. Tanggal 5 Mei 1978 dengan dikeluarkannya SK Bupati Kdh Tk. II Lampung Tengah, kampung Adirejo diberikan tambahan penduduk dan luas kampung yaitu dari Pematang Tangkil dan Pematang Gelam sehingga luas Kampung Adirejo menjadi 3500 hektar dengan jumlah penduduk 6107 jiwa, terdiri dari 3461 orang laki-laki dan 2646 orang perempuan dengan jumlah kepala keluarga (KK) 1419 jiwa.

Perkembangan Kampung Adirejo semakin meningkat selama ± 2 tahun Kampung Adirejo berbenah sudah mampu mengikuti lomba desa di Tingkat I Kampung Swakarya dengan mendapat nilai cukup memuaskan. Pada tahun 1981 Kampung Adirejo meningkat satutus menjadi Desa Adirejo dan bapak Soenaryo terpilih kembali menjadi Kepala Desa Adirejo. Perkembangan Desa Adirejo yang semakin meningkat mendapatkan perhatian dari pemerintah pusat, dalam kurun waktu 1983 sampai dengan 1988 Desa Adirejo mendapatkan Proyek Nasional Rawa Sragi II dan Rawa Sragi III dengan tujuan untuk meningkatkan taraf hidup warga masyarakat khususnya di bidang pertanian dengan terbukanya lahan persawahan di rawa Sragi II dan Rawa Sragi III.

Tanggal 1 Juni 1989 Desa Adirejo mengadakan peremajaan kepala desa melalui pemilihan kepala desa dengan 2 (dua) calon kepala desa yaitu bapak Soenaryo dan bapak Priyono dan hasil dari pemilihan kepala desa tersebut dimenangkan oleh bapak Priyono untuk periode 1989 sampai dengan 1998. Era kepemimpinan bapak Priyono, desa Adirejo juga menorehkan prestasi membanggakan kurang lebih 4 tahun kepemerintahannya tepatnya tahun 1993, desa Adirejo ditunjuk untuk mengikuti lomba desa tingkat Pelopor Pancasila dan mendapatkan juara II tingkat kabupaten dan provinsi. Bapak Priyono juga mendapat kepercayaan dari Pemda Tingkat II Lampung Tengah untuk mewakili temu karya LMD tingkat Nasional atas nama kepala desa se-Kabupaten Lampung Tengah untuk bertemu karya dengan Menteri Dalam Negeri di Manado Sulawesi. Pada bulan Mei 1999, desa Adirejo, kacamatan Jabungmasuk dalam wilayah Kabupaten Lampung Timur. 

Enam bulan kemudian, tepatnya pada tanggal 08 November 1999 desa Adirejo kembali melaksanakan pemilihan kepala desa periode 1999/ 2005 dengan 2 orang calon, bapak Soenaryo dan bapak Sagi. Pada era pemerintahan bapak Sagi, babak baru sejarah desa Adirejo dimulai lagi. Wilayah desa Adirejo yang begitu luas, pemerataan pembangunan di desa Adirejo mengalami kendala, oleh karena itu muncul ide luar biasa untuk pemekaran wilayah desa Adirejo sebagai salah satu jalan untuk pemerataan pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam berbagai bidang seperti dalam bidang ekonomi, keamanan dan pembentukan pilar utama pembangunan desa jangka panjang.

Pemekaran wilayah desa Adirejo terwujud setelah diterbitkannya Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Timur Nomor: 20 Tahun 2007, tentang Pembentukan 19 Desa di Kabupaten Lampung Timur. Pada tanggal 17 Desember 2007 lahirlah desa Adiluhur sekaligus resmi menjadi desa definitif. Desa Adiluhur terdiri dari 7 Dusun dan 21 RT. Jumlah penduduk 1.078 KK dengan jumlah jiwa sebanyak ± 4.370 orang. Awal mula berdirinya desa Adiluhur dipimpin oleh bapak Soenaryo (2008 s/d 2011). Masa pemerintahan bapak Soenaryo, desa Adiluhur mulai menata diri.

Berakhirnya pemerintahan bapak Soenaryo, digantikan oleh bapak Agus Pujianto, S.P (2012 s/d 2017) di era pemerintahan beliau yang sampai sekarang masih berjalan berbagai prestasi membanggakan telah beliau persembahkan diantaranya juara Harapan III Pelaksanaan Kegiatan Gotong Royong Masyarakat Terbaik Tingkat Kabupaten Lampung Timur tahun 2013, juara II Siskampling tingkat Kabupaten Lampung Timur tahun 2016, Nominasi Desa Terbaik Nasional kategori Penguatan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat tahun 2018, juara I Siskampling tingkat Polres Lampung Timur tahun 2019 , Pembangunan Infrastruktur seperti balai desa, jalan penghubung desa Adiluhur dengan kecamatan Pasir Sakti, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan Rintisan Bumdes merupakan karya-karya nyata yang beliau torehkan untuk kemajuan desa Adiluhur. Saat ini, bapak Agus Pujianto, S.P, dengan segenap jajaran pamong desa dan didukung sepenuhnya oleh pemuda desa Adiluhur memiliki Visi untuk menjadikan desa Adiluhur sebagai desa Vokasional di wilayah kecamatan Jabung.

Demikianlah sejarah singkat terbentuknya desa Adiluhur, dan saat ini desa Adiluhur telah berusia 15 tahun (update tahun 2022). Usia yang masih sangat belia, usia yang terbuka untuk perubahan yang lebih baik.